Memanasnya tahun politik ditandai dengan panasnya jagad maya. Perang udara lewat medsos bersliweran. Masing-masing menyusun materi propaganda guna memenangkan psywar (perang piskologi). Baik itu berupa tuduhan, prediksi, kesimpulan, hingga gaya berarugumen lain guna memperkuat atau menggerus legitimasi moral sebagai dasar kekuasaan.
Masifnya
pertempuran argument, terkadang seru, lucu, hingga membuat amarah terpicu. Tapi
tahu gak sih, pertempuran argument membuat kita kebingungan, manakah statemen
yang benar? Mana yang mencerahkan mana yang menyesatkan? Mana fakta dan mana
yang opini? Sampai-sampai kita pun kadang terjerumus dalam hoax dan ikutan
terpancing, dan digiring seperti bebek sawah yang lucu-lucu itu.
Tak sedikit,
orang pun menjadi baper mendengar hasil kajian analisis social sebagai tuduhan
atau ketidaksukaan, sebagaimana yang dialami orang-orang yang alergi dengan
pers.
Lantas, apa
bedanya hasil kajian social objektif dengan tuduhan? Bagaimana kita membedakan
keduanya agar kita tidak mudah baper dan menganggap hasil Analisa social
sebagai nada ketidaksukaan daripada sebagai kritik atau masukan yang membangun.
Minimal kita
bisa membedakan, mana cacian dan mana itu kritik mengingat keduanya seringkali
bercampur aduk.
Oke, mari
kita bahas di sini.
Pada episode #1 OpiniKakiLima kita akan membahas tentang definisi “Tuduhan”, “Prasangka”, dan “Prediksi” serta “Hipotesa”. Meski berbeda, masing-masing memiliki kemiripan utama yakni statusnya sebagai “pengetahuan” yang belum terbukti benar dan belum tentu salah.
1. Hipotesis
Hipotesis
berasal dari bahasa Yunani: hypo yang berarti “di bawah” & thesis
yang berarti “pendirian”. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai anggapan
dasar atau jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga.
Sebab masih perlu dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis
adalah pernyataan yang menjelaskan “kemungkinan” hubungan antara variable atau
peristiwa. Jadi, hipotesis adalah “dugaan” atau “penjelas” mengenai suatu
fenomena yang bersifat sementara.
Hipotesis
adalah prediksi beralasan tentang kemungkinan korelasi kausal di antara banyak
fenomena. Sebagai “dugaan jawaban”, kadar kebenaran hipotesis hanya bersifat
sementara sehingga perlu diuji kebenarannya melalui data dan eksperimen (uji
coba). Pengujian dilakukan dengan menggunakan cara berpikir deduktif.
Dalam kajian ilmiah, seperti penyusunan skripsi misalnya, hipotesis digunakan sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Kadar kebenaran “Jawaban Sementara” itu menjadi teruji dan kuat bila semua gejala yang timbul dalam eksperimen (pengujian) tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.
Seseorang dengan sengaja dapat melakukan pengujian hipotesis melalui eksperimen atau observasi ilmiah. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Kadar kebenarannya pun meningkat, dari yang semula sebatas “kemungkinan” atau “potensi” menjadi “kepastian” dan “kebenaran”.
2. Prediksi
Prediksi
adalah pernyataan tentang apa yang akan terjadi di masa depan berdasarkan
pengetahuan atau bukti saat ini. Prediksi dapat diuji dengan mengumpulkan data
lalu membandingkannya dengan “statemen prediksi” yang sudah disusun. Baik
hipotesis dan prediksi dapat diuji dengan pengumpulan data (induksi) maupun
eksperimen (deduksi).
Jika hipotesis menjelaskan soal “sebab-akibat”, maka prediksi “mungkin-tidaknya” suatu statemen menjadi kenyataan di masa depan. Prediksi digunakan untuk meramal atau mengambil keputusan dan didasarkan pada model probabilitas atau statistic.
3. Praduga & Prasangka
Praduga
adalah anggapan tentang sesuatu tanpa (harus) membuktikannya terlebih dahulu.
Dugaan mirip dengan prasangka, yang menurut menurut KBBI adalah “pendapat
(anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan,
menyelidiki) sendiri; syak”. Berprasangka adalah membuat keputusan
sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut.
Prasangka
mulanya merujuk pada penilaian berdasarkan ras seseorang sebelum memiliki informasi
yang relevan untuk bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Namun kini
pengertiannya adalah “sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh
oleh alasan rasional”. Prasangka merupakan perilaku negative yang
mengarahkan kelompok pada individual berdasarkan pada keterbatasan atau
kesalahan informasi tentang kelompok tersebut. Lahirlah prasangka social.
Ciri-ciri
prasangka social menurut Brigham (1991) dapat dilihat dari kecenderungan
individu untuk membuat kategori social (social categorization). Kategori
social adalah kecenderungan untuk membagi dunia social menjadi dua kelompok,
yaitu “kelompok kita” (in group) dan “kelompok mereka” (out group).
In group adalah kelompok social dimana individu merasa dirinya dimiliki atau memiliki (“kelompok kami”). Sedangkan out group adalah grup di luar grup sendiri (“kelompok mereka”). Timbulnya prasangka social dapat dilihat dari perasaan in group dan out group yang menguat.
4. Tuduhan
“Tuduhan”
atau “menuduh” adalah menunjuk dan mengatakan bahwa seseorang berbuat kurang
baik atau melakukan sesuatu yang tidak patut. Atau menunjuk dan mengatakan
bahwa seseorang melakukan perbuatan yang melanggar hukum, atau mendakwa.
Seorang dapat
menuduh dengan atau tanpa bukti. Tuduhan tersebut dapat sepenuhnya bersifat
spekulatif, dan bahkan dapat berupa tuduhan palsu yang dibuat atas dasar niat
jahat, dengan tujuan merugikan nama baik terdakwa.
Ketika
tuduhan dilontarkan ke public, memang sengaja disiarkan agar diketahui oleh
public guna menghancurkan nama seseorang, namun kemudian hari diketahui tidak
benar, maka tuduhan tersebut statusnya berubah menjadi fitnah atau pencemaran
nama baik.
Apa Perbedaan dari Keempatnya?
Bagaimana? Sudah dapat perbedaannya? Emmm … cukup rumit ya membedakannya. Tapi tetep bisa dilihat kok perbedaannya. Menurutku, dari keempat atau keduanya bisa dibedakan secara prinsip dengan beberapa hal berikut:
- Hipotesis dan Perkiraan tidak didasari oleh emosi negative, bahkan harus mengosongkan asumsi (apriori: pemikiran sebelumnya) terlebih dahulu, sedangkan tuduhan atau praduga atau prasangka memiliki nuansa emosi negative lebih kuat, cenderung memiliki motif untuk menyerang orang. Oleh sebab itu, pengujian hipotesis dan perkiraan harus dilakukan dengan hati yang jernih, bersih, netral, objektif tanpa motif untuk menguatkan atau melemahkan suatu statement.
- Hipotesis dan Perkiraan karena keduanya dilakukan tanpa motif apapun, maka lebih “legowo” terhadap kesimpulan apapun, kebenaran atau bukti yang ditemukan didepan. Hipotesis dan perkiraan cenderung mencari kebenaran. Sedangkan tuduhan cenderung bermotif pembelaan, mencari bukti, pembuktian untuk menguatkan statement. Jadi motif mencari “pembenaran”-nya lebih kuat dibandingkan mencari “kebenaran”.
- Hipotesis dan Perkiraan berangkat dari pengumpulan bukti-bukti (riset) yang telah dilakukan sebelumnya, dalam waktu yang lama. Sedangkan tuduhan dan praduga berangkat dari asumsi sesaat, bahkan dari kabar burung atau informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Oke, melihat
dari perbedaan di atas apakah kamu bisa berhati-hati dalam melakukan penilaian
terhadap seseorang. Pastikan, apakah kamu sedang melakukan hipotesis atas orang
tersebut atau kamu hanya tidak suka saja sama orang tersebut?
Ketika ada orang yang menyatakan pendapatnya, memberi masukan padamu, maka jangan baper dulu. Periksalah, apakah statementnya itu lebih bersifat hipotesis social atau itu tuduhan dan serangan karena motif tidak suka atau ingin menjatuhkan?
Jika itu adalah hipotesis social, ada baiknya kamu memperhatikannya. Bisa jadi itu adalah masukan positif agar kita bisa memperbaiki diri ke depan. Mungkin inilah yang disebut “kritik” karena bersumber dari cara berpikir ilmiah. Ada metodologinya. Sedangkan tuduhan itu tidak ada.
Kesimpulan hipotetis itu tidak terlalu berkaitan dengan penilaian baik dan buruk, bukan pula menghina atau merendahkan. Melainkan sekedar menyampaikan fakta apa adanya.
Tapi, bila hal itu lebih bersifat tuduhan atau praduga, kamu abaikan saja bila tidak mengganggu hidupmu terlalu jauh. Jika sudah kelewatan batas, maka bisa lapor ke pihak berwajib.
Oke sekian #Opini
Kaki Lima Episode#1 (Pertama) ini. Terimakasih sudah menonton. Like &
Suscribe jika video ini bermanfaat agar chanel ini terus berkembang ke depan.
Sampai jumpaaa …!