AI mengguncang dunia. Dunia kerja hingga profesi seniman terdampak. Tak pelak kehadiran AI membuat banyak pihak khawatir, gelisah, karena dampak disrupsi yang ditimbulkan oleh teknologi informasi cerdas satu ini.
Misalnya komunitas
seniman. Mereka terancam oleh kehadiran art generator yang mampu
memproduksi karya seni visual yang bagus, cepat, serta murah.
Berkat kecanggihan
AI, seorang awam pun bisa menciptakan gambar yang tak kalah bagusnya dari para
seniman, hanya dengan menggunakan beberapa kombinasi kata-kata. Bahkan, hasil
karya AI pernah menyabet juara pertama dalam kompetisi FineArt. Apakah
AI menandai era matinya kepakaran (dead expertise)?
Bila seni saja yang
merupakan sektor kreatif dan kompleks sudah terdampak oleh AI, lalu bagaimana
dengan sektor kerja yang bersifat repetitive, atau teknis? Tentu pekerjaan yang
dapat diotomasi jauh lebih rentan tergantikan oleh AI.
Disrupsi teknologi informasi mengulang kembali sejarah revolusi industry, dimana ketika itu tenaga manusia digeser oleh mesin sejak ditemukannya mesin uap. Mesin lebih kuat, cepat, dan efisien dibandingkan tenaga manusia.
*Dari artikel Webinar "A Better Future with Artificial Intelligent in The New Era" (Priyono M.Kom)
Dari kacamata
pemodal, menggunakan mesin lebih menguntungkan daripada menggunakan tenaga
manusia. Mesin tak pernah protes dan sanggup bekerja 24 jam. Sejak itulah,
tenaga manusia semakin murah. Daya tawarnya kalah dengan mesin. Tak ayal,
banyak pekerja yang memusuhi mesin waktu itu. Misalnya, perlawanan Mahatma
Gandhi terhadap industry textile melalui gerakan memintal pakaian sendiri
(Swadesi).
Bertahun-tahun
kemudian ketegangan itu berlalu. Kini, kita justru sudah terbiasa hidup
berdampingan dengan mesin. Bahkan, kita sudah tergantung pada mesin karena
terbukti dapat membantu kita memenuhi kebutuhan hidup, maupun berwirausaha.
Misalnya motor, blender, mixer, cooper, hingga kalkulator, ponsel, maupun
laptop. Berkat mesin, produktifitas kita meningkat berkali-lipat.
Tak mustahil kehadiran AI ke depan akan membuat karyawan kantor bernasib serupa dengan buruh kasar puluhan tahun lalu. Pemodal yang berorientasi profit akan lebih menyukai AI dibanding harus menghidupi karyawan, agar usahanya tetap berdaya saing. Dampaknya, generasi muda pun semakin susah mencari kerja. Terutama Gen Z.
Selain melenyapkan
lapangan kerja, AI juga membuka peluang kerja baru. Merujuk pada laporan
Lembaga Riset dan Teknologi McKinsey 2019, sebanyak 23 juta pekerjaan di
Indonesia dapat tergantikan akibat otomasi AI hingga 2030.
Meski AI membunuh
profesi tertentu, AI juga membuka peluang baru yang lebih banyak. Keberadaan AI
diprediksi akan menciptakan peluang 27 juta-46 juta lapangan kerja baru, dan 10
juta diantaranya adalah jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Salah satu peluang
baru itu, menurut pengalaman saya, adalah “Soliter Entrepreneur” atau
pengusaha sunyi. Siapa itu? Istilah ini saya tujukan kepada generasi muda yang
sedang merintis usahanya, dengan modal seadanya, mengerjakan seluruh tahapan
bisnis sendirian. Mulai dari produksi, packaging, promosi, publikasi, manajemen
keuangan dan serving costumer dihajar sendirian, alias soliter. Sebab kita
belum bisa memperkerjakan orang lain.
Apakah jumlahnya
banyak? Tentu. Coba perhatikan data lapangan kerja di Indonesia hari ini.
Mayoritas hampir 80% diserap oleh UMKM. Sektor informal. Tak heran bila jamak
dijumpai anak-anak muda yang menggeluti bidang ini. Mereka yang tersingkir dari
persaingan lapangan kerja yang sempit memilih untuk mendirikan kapal dagangnya
sendiri.
Contohnya di Salatiga. Cek saja resto & café di sana. Rata-rata pekerjanya adalah anak muda. Di desa pun juga sama. Contoh di susukan, desa saya sendiri. Jika anda melintasi SPBU Susukan, maka akan menemukan deretan lapak UMKM milik anak-anak muda. Ada yang jualan sempol ayam, bakso, mie jebew khas Jawa Barat, corn-dog, dll. Saya sendiri jualan nasi bakar disana.
Seperti saya, mas-mas UMKM susukan ini juga memulai usaha dengan dana seadanya. Pokoknya minim banget. Di tengah keterbatasan ini, kreatifitas dan ketrampilan kita diperas-keras agar bisa memutar modal hingga mengembang. Ini adalah skill penting.
Wah, berarti hebat
dong bisa dikerjain sendirian? Orang multitalent? Tentu tidak. Lama-lama bisa
tipes jika dikerjakan sendirian. Lucu sekali bukan bila penjual makanan malah
kena tipes?
Kami hanya mas-mas
Jawa biasa. Untuk melengkapi kekurangan itu, kami saling membantu. Misalnya,
ada yang tak bisa desain menu, maka dibantu yang bisa. Lalu, ada yang tidak
bisa bikin meja maka dibuatkan oleh yang bisa.
Nah, untuk hal-hal
yang bersifat digital dan keuangan kita sangat terbantu dengan aplikasi editing
otomatis yang berbasis AI sederhana, yang mudah dijumpai di aplikasi ponsel,
laptop, maupun situs website. Aplikasi berbasis AI ini menjadi andalan kami
untuk membuat materi promosi dan publikasi menarik.
Low Budget; Begini Cara AI Menghemat Modal Usahamu
Selain desain, ada
hal lain yang ditawarkan AI dalam membantu UMKM berkembang secara gratis.
Contohnya ChatGPT.
Dulu saya berpikir, aplikasi ini akan melenyapkan penulis maupun programmer,
karena kemampuannya dalam membuat beragam tulisan, puisi, lagu, hingga bahasa
pemrograman. Tapi sekarang saya punya prespektif lain. Aplikasi ini justru bisa
kita jadikan teman bertukar pikiran, bahkan konsultan “gratis” buat usaha kita.
Tinggal ketik saja,
apa yang mau kita tanyakan. Maka dalam hitungan detik, ChatGPT akan memberi
poin-poin jawaban paling relevan, merespon pertanyaan kita secara interaktif,
seperti sedang chattingan dengan teman.
Menggunakan ChatGPT
lebih efisien dibandingkan Search Engine dalam mencari informasi, sebab
aplikasi AI generative ini langsung memberikan informasi to the point.
Tak harus membuka satu per-satu website atau laman pencarian.
Selain itu, ChatGPT
bisa dimanfaatkan untuk membuatkan teks copy promosi produk. Jadi tak
perlu menghire talent.
Lalu, soal digital
marketing. Bisnis hari ini tentu tak lepas dari namanya digital marketing
bila mau berkembang. Salah satunya adalah penulisan konten artikel yang SEO friendly.
Di era ini, kita bisa memanfaatkan AI untuk menulis artikel SEO friendly.
Salah satu
contohnya NeuronWriter. Melalui aplikasi ini, kita bisa mengecek
seberapa kuat SEO Score kita di Search Engine. Notifikasi akan
muncul bila ada berapa keyword penting yang belum ditambahkan di artikel,
sehingga kita bisa memperbaikinya langsung.
Bahkan bila kita tak sempat
membuat artikel SEO, maka kita bisa memanfaatkan fitur “AI Writer” untuk
membuat artikel SEO profesional secara instan dan otomatis. Bagusnya lagi,
biaya langganan bulanan/tahunan NeuronWriter lebih murah dibandingkan
harus menggaji talent SEO yang rata-rata sudah di atas UMP.
Lalu ada Canva, aplikasi
editing grafis andalan ini sering saya gunakan untuk kebutuhan advertising
& publikasi. Bagi saya yang awam dunia editing, tak mahir CorelDraw,
PhotoShop, Adobe Ilustrator dll, Canva sangat membantu. Menghemat biaya materi
iklan.
Bahkan kini di beberapa aplikasi
AI, kita bisa menciptakan desain maupun gambar hanya dengan menuliskan beberapa
kata atau membuat sketsa. AI akan menuntaskannya menjadi sebuah gambar detail
dan professional. Begitu pula untuk urusan editing remove image background,
penambahan efek gambar, hingga template editing foto menarik dan gratis.
Di beberapa gadget premium,
AI juga mampu mengubah jepretan amatir menjadi karya photografi professional.
Jadi, meski tak punya budget untuk photo product professional, kita tetap bisa
ciptain foto produk yang instagramable untuk promosi di Medsos.
Merujuk pengalaman
menggunakan AI, saya pun menyimpulkan bahwa berkolaborasi dengan AI adalah
pilihan sangat tepat. Saya berpikir, “bila
perkembangan AI itu menguntungkan pemodal, mengapa kita tidak beralih jadi
wirausaha saja? Jadinya kita tak harus bersaing dengan AI. Justru malah sangat
terbantu dan diuntungkan”.
Alih-alih bersaing atau memusuhi AI, kondisi yang serba terbatas justru membuat kami menemukan cara berkolaborasi dengan AI. Beban kerja bisa dibagi berdua dengan asisten virtual yang bisa melakukan banyak hal. Bisa selalu sedia setiap saat. Tak banyak mengeluh. Cocok buat teman berjuang dari Nol.
Selain pengusaha
mikro, AI juga bisa membantu karyawan. Hari ini, karyawan, khususnya buruh digital,
dibebani banyak target pekerjaan. Tak jarang lowongan content creator
hari ini “merangkap” banyak job-desk.
Seorang copywriter
harus merangkap sebagai pengelola sosmed, editing grafis, dan video sekaligus.
Hal ini jamak di temukan di daerah, dimana banyak perusahaan yang belum mampu
menggaji content creator secara layak. Atau perusahaan itu sedang menghemat
keuangan perusahaan.
AI bisa menjadi
partner kerja yang tepat bagi seorang buruh digital. Misalnya, bila seorang
desainer membutuhkan waktu 4 hari untuk mengerjakan satu desain grafis, maka
manfaatkan saja AI yang bisa mengerjakannya dalam waktu 4 detik!
Lalu peran manusia
dimana dong? Tentu peran kita adalah bagaimana menciptakan gagasan dan ide
kreatifnya. Bagaimana menciptakan konsep grafis yang menyentuh dan menggerakkan
hati orang. Bagaimana kita menciptakan konsep grafis yang hidup, menginspirasi
orang. Selebihnya, urusan teknis pengerjaan dan olah estatika, pasrahkan saja
pada AI. Beres dalam 4 detik! Bukankah ini lebih menguntungkan dibanding harus
menganggap AI sebagai saingan?
AI adalah solusi
untuk meringankan beban kerja, menghemat waktu luang, sehingga siapapun tetap
bisa merasakan life-work balance agar tetap bermental sehat.
Berkembang bersama
AI, Why Not?
Sesuatu yang tak
bisa dilawan tak perlu dilawan. Tapi, dijadikan kawan. Berkolaborasi. Sebab jika
kita tidak bisa memanfaatkan teknologi, maka kita akan tergantikan oleh AI”.
Jika dipikir-pikir, kita
sebetulnya sudah hidup mesra berdampingan dengan AI setiap hari. Hanya saja tak
menyadarinya.
Contohnya algoritma Media
Sosial dan Search Engine. Algoritma merekam kebiasaan kita selama
berselancar di dunia maya. Ia mempelajari apa yang kita sukai, minat, hingga
apa yang kita butuhkan. Bisa jadi, algoritma lebih memahami kita dibanding kita
sendiri.
Jadi, ketika kita kembali
membuka medsos, Youtube, atau mencari sesuatu di Search Engine, maka
algoritma akan memberikan konten atau informasi yang paling relevan dengan
kebutuhan kita. Tentu ini menyingkat waktu pencarian kita di dunia maya.
Dari sisi entrepreuner,
Algoritma ini sangat bermanfaat untuk memasarkan produk karena bisa
menghubungkan produk kita pada konsumen yang relevan. Dengan demikian, pegiat
UMKM tidak perlu sewa ruko mahal di tempat strategis karena bisa memanfaatkan
optimasi media sosial atau beriklan di platform digital tersebut. Tak perlu
pula keluar uang untuk publikasi cetak yang harganya mahal.
Contoh lain adalah filter
kamera. Kita hampir tiap hari menggunakan teknologi AI ini untuk berbagi
pengalaman di Media Sosial atau berswafoto. Wajah kita bisa diubah lebih
ganteng dan cantik, lebih glowing mirip artis korea melalui fitur AI
ini.
Lalu, ada situs penghilang
background foto otomatis, subtitle otomatis, dan situs editing video popular,
yang mudah digunakan seperti CapCut juga digerakan oleh AI.
Hampir semua aplikasi
digital sekarang berbasis otomatisasi digerakan oleh AI. Tanpa sadar, kita
sering menggunakannya karena sangat praktis.
Dengan demikian, bukankah
AI itu sebetulnya membantu hidup kita lebih Bahagia bukan? Tidak seseram film
terminator.
Hakikatnya, AI
hanyalah mesin. Tujuan utama teknologi ini diciptakan adalah untuk melayani
kebutuhan manusia. AI hanyalah alat bantu, sifatnya pasif,
dimana baik-buruknya ditentukan oleh manusia itu sendiri. Bukan sesuatu otonom atau
mengancam manusia.
Menganggap AI sebagai musuh
hanya membuat kita menjumpai kekalahan. Kok bisa? Tentu. Sebab AI adalah
kumpulan dari kecerdasan jutaan manusia di dunia sepanjang zaman yang dijadikan
satu dalam perangkat digital. Jadi, otak satu individu manusia sudah pasti tak
mampu menyaingi AI yang merupakan kecerdasan kolektif manusia dalam wujud
perangkat digital.
Hari ini perkembangan AI
sudah semakin menggila. Kabarnya, antar perangkat AI sudah mampu saling
berkomunikasi sendiri secara otonom, hingga menciptakan Bahasa sendiri yang
tidak dipahami oleh ilmuwan. Hebat bukan?
Alih-alih memandang AI
sebagai saingan, justru lebih menguntungkan bila kita memanfaatkan AI untuk
memenuhi kebutuhan kita, mempermudah pekerjaan kita.
Maka, ada dua sikap
yang bisa diambil untuk menghadapi kehadiran AI. Pertama, adalah
meningkatkan kapasitas diri agar bisa masuk di sektor kerja yang belum
tergantikan AI. Kedua, berkolaborasi dengan AI sehingga kerja lebih
mudah dan nyaman.
Ketrampilan
berkolaborasi dengan AI, seperti memahami cara menggunakan AI, mengenal
keragaman dan fungsi-fungsi AI, itu jadi penting. Semakin banyak AI yang kita
kuasai, semakin mudah pula kita menyelesaikan berbagai pekerjaan.
Nah, selain
ketrampilan menguasai AI, penting juga kita mengenal perangkat digital yang
sudah berstandar AI. Tanpa perangkat berstandar AI, kita tak akan bisa
memanfaatkan teknologi cerdas tersebut secara maksimal. Nah, perangkat
berstandar AI yang tak boleh dilewatkan adalah Laptop AI Series dari ASUS.
Kiat Mudah Berkolaborasi
dengan AI; Pakai Laptop ASUS AI Series
Mari mengenal ASUS
AI Series, brand laptop ini tak bisa dilewatkan ketika membahas perkembangan AI.
ASUS AI adalah standar
laptop AI terbaik dari ASUS. ASUS AI tidak hanya mempermudah masyarakat
Indonesia saat memilih laptop AI, tetapi juga memastikan laptop yang dipilih
memenuhi standar aplikasi berbasis AI. Seluruh laptop yang hadir dengan logo
ASUS AI dipastikan telah memenuhi semua persyarakatn sebagai laptop AI.
Laptop ASUS AI memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
- Dibekali prosesor generasi terbaru dengan NPU (Neural Processing Unit),
- Dilengkapi dengan aplikasi dan fitur berbasis AI, seperti Copilot, Windowa Studio Effect, dan AI Noise Cancelling,
- Disiapkan untuk mendukung aplikasi dan fitur AI masa depan.
Dibandingkan dengan competitor, laptop ASUS AI memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
- Paling lengkap: Hadir dengan pilihan paling banyak, lengkap, dan komprehensif. Mulai dari laptop consumer, gaming, hingga bisnis (commercial).
- Durabilitas tinggi: Semua laptop ASUS AI mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan US Military Grade (MIL-STD-810H),
- Desain modern, lebih tipis, dan ringan dengan ketebalan paling tipis 1 cm dan bobot paling ringan 1 kg.
- Dibekali layar ASUS Lumina OLED yang merupakan standar layar premium terbaik.
- Dibekali port dan konektivitas paling lengkap, masih menyertakan USB Type-A, HDMI, dan 3.5mm Combo Audio Jack.
Vivobook S 14 OLED,
Garda Depan Laptop ASUS AI Series
Salah satu seri laptop ASUS
AI Series adalah Vivobook S 14 OLED. Laptop ini adalah garda
depan laptop ASUS AI Series.
Vivobook S 14 OLED
merupakan bagian dari jajaran laptop ASUS AI, standar laptop AI terbaik dari
ASUS. Seluruh laptop yang masuk ke dalam jajaran laptop ASUS AI dipastikan
tampil sebagai laptop AI dengan dukungan hardware serta aplikasi AI yang
komprehensif. ASUS AI juga mempermudah masyarakat Indonesia dalam memilih
laptop AI dan memastikan laptop pilihannya merupakan laptop AI yang
sesungguhnya.
Hadir dengan system operasi
Windows 11, Vivobook S 14 OLED merupakan laptop berfitur AI dengan dukungan
Copilot. Asisten cerdas berbasis AI ini akan membantu anda mendapatkan jawaban
dan inspirasi dari seluruh penjuru internet, mendukung kreativitas dan
kolaborasi, serta membantu anda fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas.
Tidak hanya dilengkapi Windows 11 asli, di laptop juga hadir dengan genuine Microsoft Office Home & Student 2021 untuk menunjang aktivitas kamu sepanjang hari. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu anda menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11, memungkinkan anda mengekspresikan diri dan menemukan cara kerja terbaik anda.
Vivobook S 14 OLED (S5406)
memiliki desain khas ultrabook ASUS yang kokoh, ringkas, dan premium, memberi
kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya produktif tanpa batas sekaligus
tampil elegan.
Vivobook S 14 OLED (S5406)
memiliki ketebalan bodi 1,39 cm dan berat hanya 1,3 kg. Desain bodi yang
ringkas memberikan kemudahan bagi pengguna saat berangkat kerja atau berpergian
jauh. Beban ringan, perjalanan lebih nyaman.
Selain ringan, Vivobook S
14 OLED (S5406) memiliki desain modern dan solid. Tersedia dua varian warna,
yakni Hitam Netral dan Biru Mist. Tampilan laptop semakin menarik
dengan keyboard laptop berlatar lampu RGB. Pengguna bisa mengatur
warna dan tingkat kecerahan lampu RGB melalui Windows Dynamic Lighting.
Keyboard RGB membuat suasana kerja lebih santai, dinamis, dan menyenangkan
seperti sedang bermain game. Pokoknya bisa menghibur saat bekerja.
Pengguna dibuat semakin
nyaman dengan touchpad yang memiliki work space lebih besar. Lebih
bebas saat menavigasi laptop atau menjalankan aplikasi produktif.
Seperti seri laptop premium
ASUS lainnya, bodi Vivobook S14 OLED (S5405) telah berstandar militer Amerika
Serikat (US) (MIL-STD810H), yang artinya laptop ini sudah lolos dari beragam
pengujian ekstrim seperti tes banting, tes suhu ekstrim, getaran, hingga tes
kelembapan.
Sesuai namanya,
laptop ini menggunakan layar OLED 14 inci 2K 60 Hz dengan rasio bodi ke
layar laptop sebesar 87%. Nah, mungkin ada yang kurang tahu apa itu layar OLED.
OLED adalah teknologi visual terbaru dan paling mutakhir hari ini di dunia gadget. OLED menghadirkan pengalaman visual yang lebih akurat, adaptif, dan lebih dapat diandalkan. Tentunya, OLED juga lebih sehat untuk mata karena dapat meredam 70% sinar biru yang membahayakan mata.
Dapur Pacu Intel Berstandar
AI, Spek Andalan untuk Menjalankan Aplikasi AI
Vivobook S14 OLED (S5406)
menggunakan prosesor Intel® Core™ Ultra 7 berkecepatan
tinggi, memiliki memori penyimpanan SSD PCLe® 4.0
berkapasitas 1 TB serta memori RAM 16 GB 7467 MHz LPDDR5X. Dipadu
dengan ASUS Memory Allocation Management, laptop ini dapat meningkatkan kinerja
bermain game, berkreasi, dan berbagai aplikasi berbasis AI.
Vivobook S14 OLED (S5406) menggunakan grafis bawaan Intel® Arc™ yang mendukung aplikasi editing canggih AI maupun gaming berolusi tinggi berbasis AI, melalui peningkatan skala Xe Super Sampling (XeSS) yang diakselerasi AI.
Sebagai satu ekosistem
prosesor berstandar AI, laptop ini juga didukung oleh Intel® AI Boost NPU
yang dapat menghemat daya laptop saat menjalankan aplikasi berat berbasis AI, sekaligus
menghemat masa pakai baterai. Fitur penghemat daya ini semakin sempurna dengan
baterai ASUS Vivobook S 14 OLED yang tahan lama, berkapasitas tinggi 75 Wh, membuat
pengguna tetap produktif hingga lebih dari 16 jam non-stop.
Jika daya habis, tak perlu
waktu lama untuk mengisi kembali karena sudah mendukung teknologi fast
charging yang bisa mengisi daya laptop sebesar 60% dalam waktu 49
menit.
Untuk menjaga laptop tetap
dingin dan hardware tetap awet dari kerusakan akibat panas selama
mengoperasikan AI, Vivobook S14 OLED (S5406) punya system pendingin canggih ASUS
IceCool Thermal Technology.
Teknologi pendingin laptop
buatan ASUS ini tersusun dari beragam komponen, yakni ada dua pipa pendingin,
dua kipas dengan 97 bilah yang mampu menyaring debu, serta dua ventilasi
pembuang panas. Melalui teknologi ini, laptop dipastikan tidak overheat
dan tetap senyap selama menjalankan aplikasi berat berbasis AI.
Menggunakan Seri Terbaru
Windows 11 Berbasis AI
Vivobook S14 OLED (S5406)
sudah menggunakan OS terbaru Windows 11 Home, yang sudah berstandar AI.
Dari segi tampilan, Windows 11 memiliki user-interface yang lebih
simple, dan kekinian. Sekaligus memiliki fitur-fitur berbasis AI buatan Windows
sendiri.
Misalnya fitur “Windows Copilot”.
Fitur AI bawaan Microsoft ini dirancang untuk membantu menavigasi penggunaan
laptop. Fungsinya mirip sebagai asisten virtual.
Fitur Copilot dapat diaktifkan melalui task bar atau bisa juga dengan menekan tombol berlogo “Copilot Key” pada papan ketik Vivobook S 14 OLED (S5406). Usai diaktifkan, sidebar Windows Copilot akan muncul dari sisi kanan laptop. Tampilannya mirip papan chat, layaknya aplikasi Chat AI.
Melalui tab chat
Windows Copilot, pengguna bisa mengoperasikan laptopnya hanya dengan menulis
kalimat perintah lalu tekan “enter”. Bisa bertanya atau meminta apa pun untuk membantu
menavigasi laptop. Jadi pengguna awam bisa mengoperasikan laptop tanpa
hambatan, berkat Windows Copilot.
Ketika anda bingung
mencari dokumen, ingin mengganti background laptop, atau mengatur kecerahan
layar tapi gak tahu caranya, maka tinggal buka Windows Copilot dan ketik
perintah yang diinginkan. Maka, Windows Copilot akan melakukan perintah anda
dalam beberapa detik saja.
Pengguna bisa juga
meminta Windows Copilot untuk mencarikan artikel atau informasi di Google.
Bahkan pengguna bisa meminta Windows Copilot untuk meresume artikel tersebut,
sehingga meringkas waktu pencarian di Search Engine.
Selain Windows
Copilot, ada fitur AI bawaan Windows 11 lainnya yang bisa dinikmati di laptop
ini, yakni Microsoft Paint terbaru. Berbeda dengan Microsoft yang biasa
kita kenal dengan kemampuan editing yang sederhana, kini Paint sudah mengadopsi
teknologi AI.
Tools AI Windows
ini bisa membuat gambar dari deskripsi yang kita berikan, lalu menghapus latar
foto (background remove), hingga mengubah, atau menambah layer gambar.
Jadi, tak perlu mengedit gambar di situs-situs online.
Lalu ada fitur Snipping
Tools. Ini adalah aplikasi tangkap layar (ScreenShoot) yang
memungkinkan mengambil gambar layar dari berbagai sisi, mulai dari tab terbuka,
area persegi panjang, area bentuk bebas, maupun seluruh layar. Hasil screenshoot
bisa disimpan dalam beragam jenis file, seperti JPEG, PNG, GIF, maupun file
MHTML. Selain itu, pengguna juga bisa mengedit hasil tangkapan layar untuk
memberi catatan atau lainnya.
Snipping Tool
Windows 11 sudah teringrasi dengan searchengine Bing, sehingga pengguna
bisa melakukan pencarian dengan lebih mudah melalui visual tangkapan layar.
Mirip Google Lens yang mampu mengindentifikasi objek gambar lalu mencari informasi
yang relevan di situs web.
Kemudian aplikasi Photos
dan Clipchamp aplikasi editor foto dan video AI bawaan Windows 11.
Melalui aplikasi ini, kita tak perlu menginstal aplikasi pihak ketiga untuk
mengedit foto dan video. Apa saja yang bisa dilakukan aplikasi editing ini?
Photos kini hadir
dengan desain userinterface yang simple dan kekinian, sehingga lebih
mudah untuk mengatur penyimpanan maupun pencarian dokumen foto atau video yang
disimpan. Pengguna juga bisa mengedit fotonya, dan memanfaatkan fitur-fitur
canggih AI seperti pengaburan foto dll secara otomatis.
Photos sudah
mendukung pencandangan online melalui Microsoft OneDrive, sehingga pengguna
bisa tetap mengakses filenya saat berganti perangkat. Canggihnya lagi, Editor
foto AI ini dapat dintegrasi dengan iCloud sehingga pengguna bisa memindah file
dari perangkat Apple atau sebaliknya.
Lalu Clipchamp
adalah aplikasi editor video AI yang membantu orang awam, yang tak punya
ketrampilan mengedit video, untuk dapat membuat video berkualitas tinggi, tanpa
harus berlangganan aplikasi editor yang mahal.
Dengan Clipchamp,
pengguna bisa melakukan editing video multitrack secara cepat dengan
fitur otomatis AI, serta merekam layar laptop serta mengeditnya sekaligus.
Editor video AI ini juga menyediakan stok template, elemen grafis, efek suara,
foto, video dll yang praktis digunakan untuk membuat video dengan mudah dan
cepat.
Fitur Pengaman
Simpel, Konektivitas Paling Lengkap
Sentuhan teknologi
AI Vivobook S 14 OLED (S5406) juga dapat dirasakan saat melakukan video
konferensi online. Laptop ini punya fitur Smart Conferencing melalui ASUS
AiSense Camera dan AI Noise Cancelation. Fitur ini membuat pengguna
tampil jelas dan fokus pada pengguna, serta meredam kebisingan suara sekitar
sehingga suara pengguna terdengar jelas. Tanpa diatur, teknologi AI akan
mendeteksi secara otomatis.
Video konferensi
semakin nyaman dengan kualitas audio Vivobook S 14 OLED (S5406) yang
menggunakan Dolby Atmos, Smart Amplifier, dan teknologi ASUS Audio Booster yang
dapat meningkatkan volume audio hingga 5,25 kali.
Selain itu,
sentuhan AI juga ada di system keamanan laptop, melalui kamera Infra Merah (IR)
canggih yang memudahkan pengguna membuka laptop hanya dalam lima detik saja, tanpa
mengetikkan kata sandi. Kamera laptop ini juga sudah dilindungi dengan Physical
Webcam Privacy Shield yang melindungi privasi pengguna dari pengintaian
secara instan.
Laptop ini juga punya konektivitas paling lengkap, mulai dari USB 3.2 Type-A Gen 1, HDMI 2.1 TMDS, Thunderbolt™ 4 USB-C® untuk support display external dan transfer data super cepat, MicroSD card reader, dan koneksi audio combi jack. Laptop bisa terhubung ke layar eksternal, mouse, keyboard, speaker, maupun headset dengan cepat dan mudah.
Selain konektifitas
berbasis perangkat keras, laptop ini juga punya fitur konektivitas berbasis
perangkat lunak, yakni GlideX dan ScreenXpert.
GlideX, adalah fitur dimana pengguna bisa memperluas layar laptop ke PC Dekstop, ponsel dan tab. Lalu, pengguna bisa menampilkan screen ponsel di layar laptop, berbagi kamera, serta kemudahan transfer file dan mengontrol laptop dalam jarak jauh (remote).
Sedangkan ScreenXpert adalah fitur yang memudahkan pengguna untuk mengelola PC Dekstop ASUS yang terhubung dengan Vivobook S 14 OLED (S5406) secara penuh, mulai dari menghidupkan tab aplikasi, menavigasi aplikasi, menghidupkan microphone, menyeret tab windows dari laptop ke PC Dekstop, dll.
Tak hanya itu. Pengguna Vivobook S 14 OLED (S5406) juga memperoleh layanan purna jual melalui MyASUS meliputi; pemeliharaan system laptop, pembaharuan perangkat lunak untuk mengoptimalkan kinerja PC, serta menghubungi pihak ASUS untuk dukungan purna jual.
Penutup
Sebagai homo faber,
manusia adalah makhluk yang dianugrahi kemampuan untuk memanipulasi objek
sekitarnya, lalu memanfaatkannya untuk mengatasi berbagai keterbatasannya
sebagai makhluk paling lemah di muka bumi ini.
Manusia bisa
mengatasi keterbatasan fisiknya yang lemah dengan menciptakan mesin. Lalu, manusia
mengatasi keterbatasan otaknya dengan menciptakan tulisan, kalkulator, gadget,
hingga kecerdasan buatan. Tujuan dari semua teknologi ini adalah untuk
mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi, sejatinya
teknologi AI adalah kawan kita memasuki era digital. Ia datang untuk menolong.
Jadi tak perlu ragu lagi hidup lebih mudah dan nyaman bersama laptop
ASUS AI Series Vivobook S 14 OLED (S5406).
“Artikel ini diikutsertakan pada Question and ASUS Blog WritingCompetiton di Blog Oom Yahya”

_page-0006.jpg)












