Merantau ke Luar Negeri adalah Budaya Kita …
Pergi ke luar negeri adalah tradisi yang jamak dilakukan masyarakat Indonesia sejak zaman dulu. Bahkan menjadi ciri khas bangsa kita sebagai bangsa maritim. Nenek moyang kita, seorang pelaut, berlayar mengarungi samudra hingga tiba di kepulauan Madagaskar.
Ada beragam hal yang mengharuskan mereka berlayar meninggalkan tanah air, mulai dari berdagang, menjalin hubungan diplomasi dengan kerajaan di berbagai benua, maupun melakukan ibadah seperti pergi haji. Founding Fathers, pendiri Negara Indonesia, juga pergi ke luar negeri untuk menuntut ilmu ke Eropa di masa mudanya. Contohnya Mohammad Hatta (Bung Hatta) dan tokoh kemerdekaan lainnya seperti Haji Agus Salim, maupun Sutan Sjahrir. Selain belajar, mereka juga menggalang dukungan internasional untuk memerdekakan Indonesia.
Bayangkan, andai saja bangsa kita tidak mengenal tradisi merantau ke luar negeri, mungkin saja Indonesia sulit merdeka. Merantau ke luar negeri berperan cukup besar dalam kelahiran Indonesia.
Di era sekarang, akses ke luar negeri semakin mudah. Tak heran, pergi ke luar negeri menjadi hal yang lumrah dilakukan sebagian masyarakat kita. Menurut data Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI), terdapat 3,01 juta warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di luar negeri atau biasa disebut dengan “diaspora”. Luar negeri rupanya menjadi tujuan WNI untuk mengubah nasib dan meraih mimpinya.
Keperluannya pun beragam, mulai dari tuntutan profesi, mencari pekerjaan yang lebih layak, beribadah, berbisnis, melanjutkan studi, maupun sekedar berlibur. Bahkan, anak SD zaman sekarang pun ada yang pergi ke Jepang untuk melakukan studi tour sekolah.
Beberapa teman saya pun ada juga yang pernah maupun masih berada di luar negeri. Setidaknya ada beberapa keperluan pergi ke luar negeri sebagai berikut:
1. Menyempurnakan Panggilan Agama
Sebagai seorang muslim, dan rata-rata teman saya juga muslim, ibadah Haji adalah rukun iman ke lima (5) dalam Islam. Setiap tahun, ada ribuan jamaah haji pergi ke Mekkah, Arab Saudi untuk menyempurnakan panggilan agama. Beberapa teman saya adalah salah satunya. Ada teman kuliah, ada teman pondok pesantren.
Meski masih muda, mereka diberi keberlimpahan rezeki oleh Allah SWT melalui bisnis yang dimilikinya atau pekerjaannya. Rezeki ini mereka syukuri dengan pergi haji.
Pergi ke Mekkah tidak hanya hak ekslusif mereka yang sudah memiliki rezeki berlebih. Kita bisa kok punya kesempatan beribadah haji tanpa mengeluarkan biaya, bahkan bisa dapat uang. Inilah yang dilakukan beberapa teman saya lainnya. Misalnya, dengan menjadi panitia pelayanan ibadah haji yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama (Kemenag). Beberapa teman saya ada yang memanfaatkan kesempatan ini.
2. Melanjutkan Studi & Karir
Dulu, saat menjelang lulus Madrasah Aliyah (MA), saya dan teman-teman mendapat tawaran beasiswa studi ke Yaman, Mesir (Universitas Al-Azhar), Suriah, dan Sudan. Beasiswa ini diberikan berkat prestasi studi kami di pesantren. Namun, saya tidak mengambilnya. Teman-teman saya yang mengambil beasiswa tersebut. Sekarang, mereka sudah lulus dan pulang ke tanah air menjadi ustadz. Ada pula yang meneruskan pesantren orang tuanya.
Lalu, teman kuliah saya juga ada yang mengambil kesempatan studi di United States (US). Selain belajar, ia juga membangun jejaring internasional dengan kalangan aktifis perempuan. Sejak zaman kuliah, teman saya ini memang dikenal sebagai aktifis perempuan. Berkat studi di US, ia memperoleh beragam dukungan dan akses untuk mengembangkan program-program pemberdayaan perempuan di Indonesia.
3. Mencari Lapangan Kerja yang Lebih Oke
Di tengah terbatasnya lapangan kerja di Indonesia, bekerja di luar negeri menjadi opsi yang menarik. Selain nominalnya yang jauh lebih besar, serapan lapangan kerja di luar negeri juga lebih luas di beberapa negara. Misalnya di Jepang. Tidak hanya itu, persyaratannya juga “tidak aneh-aneh”, seperti “maximal berusia 25 tahun.” Ada juga yang berpendapat bahwa di luar negeri, keahlian kita lebih dihargai. Hal inilah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia yang terdidik betah tinggal di luar negeri. Tapi, kita harus menggunakan saluran resmi dan legal untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Teman saya juga ada yang memanfaatkan peluang bekerja di luar negeri. Ada yang bekerja sebagai barista di Dubai, adapula yang menjadi guru anak-anak di Jerman. Ada pula yang bekerja di perusahaan Jepang. Mereka sudah beberapa tahun bekerja di luar negeri dan terlihat menikmati profesinya.
Pergi ke Luar Negeri Butuh Persiapan Matang
Pergi ke luar negeri memerlukan perencanaan sangat matang agar perjalanan bisa dinikmati dan tujuan tercapai. Beberapa hal penting yang perlu disiapkan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan Kelengkapan Dokumen Legal Perjalanan
Visa dan Paspor adalah dua dokumen yang sah untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Fungsinya mirip kartu tanda penduduk (KTP). Paspor adalah dokumen wajib bagi warga Indonesia saat masuk ke negara tujuan sebagai bentuk legalitas perjalanan. Sedangkan untuk Visa tergantung negara yang akan dikunjungi.
Beberapa negara ada yang mengharuskan Warga Negara Indonesia (WNI) mengajukan visa bila mengunjungi negara tersebut. Visa juga memiliki beragam jenis, tergantung dari tujuan kunjungannya. Begitu pula masa berlaku visa juga beragam, jadi perlu mengecek dan mengajukan ulang bila masa berlaku visa sudah habis.
2. Belajar Bahasa Internasional maupun Budaya Lokal Negara yang Akan dituju
Bahasa adalah sarana untuk bertahan hidup di luar negeri (survival language), sebab satu-satunya orang terdekat yang bisa dimintai bantuan di luar negeri adalah warga setempat. Menguasai bahasa lokal negara asing adalah kunci memperoleh pengalaman perjalanan luar negeri yang menyenangkan dan sukses. Kita bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup, mendapat bantuan praktis sehari-hari, cukup dengan mempelajari beberapa frase bahasa asing seperti frase menyapa, memesan makanan, bertanya arah, menanyakan informasi, dan sejenisnya. Tak perlu sampai fasih menguasai bahasa asing.
3. Mempersiapkan Dana Perjalanan dan Aplikasi Layanan Keuangan
Dana perjalanan luar negeri harus disiapkan dengan matang, mulai dari jumlah dana yang diperlukan hingga menentukan layanan keuangan yang bisa mempermudah segala keperluan finansial kita selama di luar negeri.
Maka, langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan dana. Sebaiknya, dana perjalanan ke luar negeri disendirikan secara terpisah. Jadi, tidak diambil dari dana tabungan maupun dana operasional sehari-hari. Lalu, hitung semua keperluan yang dibutuhkan seperti harga tiket pesawat, biaya hidup, akomodasi, dan keperluan utama tujuan kita di luar negeri, misalnya biaya studi bagi yang meneruskan pendidikan di luar negeri. Jika sudah ketemu nominalnya, sisihkan penghasilanmu. Jika perlu, sisihkan dana untuk membeli asuransi perjalanan untuk berjaga-jaga.
Kita bisa menghemat biaya kehidupan di luar negeri dengan menyusun itinerary atau tujuan kunjungan di negara terkait serta berapa biaya harian yang diperlukan. Dengan demikian, uang bisa dibelanjakan secara efektif, tepat sasaran, serta menghindari pemborosan.
Selain itu, kita perlu menyiapkan mata uang asing untuk memenuhi kebutuhan kita selama di luar negeri. Di era digital sekarang ini, memperoleh mata uang asing tidak perlu pergi ke money changer. Cukup memanfaatkan aplikasi di Smartphone. Misalnya Aplikasi Transfez. Melalui aplikasi ini, kita bisa mengirim uang ke luar negeri untuk memperoleh mata uang asing, hingga membayar tagihan pengeluaran kita selama berada di luar negeri. Mudah dan simpel, tak jauh beda saat transfer uang atau bayar tagihan di tanah air sendiri. Cukup dilakukan melalui smartphone di tangan.
Transfez, Kirim Uang ke Luar Negeri Hanya dari Ujung Jari
Tranfez adalah aplikasi kirim uang online antar negara buatan anak bangsa milik PT. Indo Koala remittance. Aplikasi ini aman digunakan untuk urusan finansial, sebab memiliki nomor izin resmi dan diawasi oleh Bank Indonesia (BI) dan PPATK. Karena berbasis digital, proses transfer uang ke luar negeri melalui Transfez dapat dilakukan sangat mudah dan cepat. Hanya butuh beberapa menit saja. Pengguna bisa melakukan pengecekan proses transfer uang secara real-time. Selain itu, biaya transfer uang melalui Transfez 91% lebih murah dari biaya pengiriman konvensional.
Saya pun tertarik menjajal aplikasi Transfez. Aplikasi ini bisa didownload melalui GoogleStore (Android) maupun AppStore (Apple). Setelah berhasil mendownload, aplikasi ini rupanya cukup ringan dijalankan oleh ponsel android lama saya yang hanya berkapasitas RAM 4 gigabyte.
Setelah aplikasi berhasil terinstall, kita perlu melakukan pendaftaran bila belum memiliki akun Transfez. Pendaftaran dilakukan melalui dua langkah, pertama mendaftar melalui email. Kedua, selanjutnya mendaftarkan nomor ponsel untuk langkah verifikasi. Kode OTP akan dikirim via akun WhatsApp (WA) maupun pesan singkat (SMS) ke nomor yang dimasukkan. Setelah berhasil, barulah kita bisa masuk ke dalam aplikasi Transfez.
Usai melakukan pendaftaran, langkah berikutnya adalah melakukan verifikasi identitas diri dengan melakukan foto e-KTP maupun dokumen resmi lainnya seperti SIM maupun Paspor. Kebetulan saya menggunakan KTP. Proses verifikasi dokumen sangat cepat, hanya hitungan menit saja. Rasa senang saya bertambah dua kali lipat, sebab mendapatkan bonus reward yang bisa ditukar voucher gratis transaksi usai berhasil melakukan proses verifikasi akun Transfez. Sudah daftarnya gratis, dapat bonus pula.
Kesan saya saat menjelajah aplikasi Transfez, saya merasa aplikasi ini memiliki user-interface yang simple, mudah dipahami. Di bagian bawah laman aplikasi, ada beranda, fitur data riwayat transaksi, fitur pengiriman uang, list penerima, dan data akun. Lalu naik ke atas, ada barisan artikel menarik seputar edukasi finansial dan informasi luar negeri untuk menambah wawasan. Kemudian ada barisan kolom yang berisi informasi seputar Aplikasi Transfez untuk mengenal lebih jauh cara kerja aplikasi ini.
Lalu di bagian atas, ada kolom untuk transfer dan bayar tagihan, informasi promo, fitur pengingat kurs, dan informasi bonus aplikasi seperti kode referral, Koin Transfez, dan Point Rewards.
Cara kerja aplikasinya mudah dipahami oleh orang awam, seperti saya. Misalnya, ketika kita hendak mentransfer uang, kita tinggal klik logo “pesawat kertas” di bagian bawah, atau klik kolom “Transfer & Bayar” di tengah laman aplikasi. Tampilan aplikasi akan masuk ke laman “Transfer Internasional” dan “Bayar Invoice”. Sampai di sini, saya cukup excited sebab aplikasi Transfez bisa digunakan untuk membayar tagihan dengan menggunakan kartu kredit. Tentu saja, fitur ini memudahkan transaksi selama berada di luar negeri. Tanpa perlu repot menukar uang asing.
Saat melakukan transfer uang maupun pembayaran invoice, kita akan dibantu oleh kalkulator cerdas yang akan otomatis menghitung jumlah konversi mata uang asing, kurs, dan jumlah mata uang asing yang diperoleh secara real-time. Begitu pula pada pembayaran tagihan invoice, kalkulator cerdas akan menghitung secara otomatis jumlah kurs, biaya transaksi kartu kredit dan aplikasi, sehingga kita bisa langsung memperoleh nominal total pembayaran dalam mata uang Rupiah.
Fitur menarik yang saya jumpai di aplikasi ini adalah tersedia 3 pilihan profil penerima uang, yakni (1) Kirim uang ke diri sendiri, (2) Kirim uang ke orang lain, (3) Kirim uang ke lembaga atau bisnis. Pilihan ini memberi keleluasaan besar untuk memenuhi kebutuhan transfer uang luar negeri sesuai keperluan finansial masing-masing orang.
Selain fitur kalkulator cerdas, Transfez juga memiliki fitur pengingat kurs. Fitur ini membantu pengguna untuk mendapatkan nilai tukar kurs terbaik. Cara kerjanya? Pengguna cukup menetapkan target kurs yang diinginkan, lalu aplikasi akan memberi notifikasi bila kurs tercapai. Dengan demikian, pengguna Transfez tidak perlu membuang waktu untuk mengecek nilai kurs setiap waktu.
Penutup
Bagi saya, aplikasi Transfez ini sangat membantu urusan finansial di luar negeri. Berkat berbasis teknologi digital, proses transaksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, asal terhubung dengan koneksi internet. Bisa memantau proses pengiriman uang secara real-time. Tak hanya itu, kita juga bisa menghubungi admin Transfez via WhatsApp (WA) tiap hari kerja bila menemui kendala.
Jadi, bagi kalian yang hendak pergi ke luar negeri, pastikan aplikasi Transfez sudah ada di ponsel Smartphonemu!